BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara
masalah pengambilan keputusan oleh konsumen tidak terlepas dari kegiatan beli
membeli. Seperti yang kita ketahui bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau
jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk
tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer
atau distributor. Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi semakin
maju teknologi yang ada membuat manusia dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan perkembangan yang ada. Seperti yang kita ketahui
bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas dan untuk memenuhinya itu diperlukan
alat pemenuh kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Manusia zaman sekarang dididik
untuk dapat lebih peka dan tidak berperilaku konsumtif dalam memenuhi
kebutuhannya. Selain itu, kita dituntut untuk dapat lebih cermat dalam membeli
sesuatu untuk meminimalkan pembelian yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembahasan
kali ini penulis akan membahas mengenai proses pengambilan keputusan oleh
konsumen.
BAB II
ISI
2.1
Definisi
Perilaku
Konsumen
Perilaku Konsumen dapat diartikan sebagai tingkah laku dari
konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa yang mereka
beli. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan
untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk
mengkonsumsi suatu barang. Terdapat 2 (dua) wujud dari perilaku konsumen, yaitu
:
- Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
- Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan,
tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat, selera. Sangat bermanfaat bagi
para pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda-beda,
dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
itu.
Menurut
Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dan Roni A.
Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk meraih
keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang
mempengaruhi pembelian dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen
melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi
siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan
langkah-langkah dalam proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan semula”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan pembelian sebagai berikut:
“bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan semula”.
2.2
Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Produsen
mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan suatu
pengertian tentang bagaimana konsumen dalam kenyataannya membuat keputusan pada
waktu membeli sesuatu. Produsen diharuskan mengetahui siapakah yang membuat
keputusan itu, bagaimana tipe keputusan pembelian, dan bagaimana langkah-langkah
dalam proses membeli tersebut.
Beberapa
peranan seseorang dalam mempengaruhi sebuah keputusan pembelian (Philip Kotler
1993 : 252) :
·
Pengambil Inisiatif (initiator) :
adalah orang
yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa
tertentu.
·
Orang yang mempengaruhi (influences) :
adalah orang
yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
·
Pembuat Keputusan (decides) :
adalah
seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan
keputusan membeli: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli,
atau dimana membeli.
·
Pembeli (buyer) :
adalah
seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
·
Pemakai (user) :
adalah
seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk dan jasa.
2.3
Tipe – tipe Proses Pengambilan Keputusan
Sebelum
dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan
masalah (problem recognition).
Konsumen
akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan
produk yang akan dibeli.
2.Pencarian
informasi (information source).
Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi
alternatif (alternative evaluation).
Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan
pembelian (purchase decision).
Setelah
konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat
keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama
dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi
pasca pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan
proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan
melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal
ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika
produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan
permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
2.4
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan membeli (Slamet Mulyana 2009) :
1.
Kebudayaan
Kebudayaan
ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks,
yang
diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu
dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
2. Kelas
sosial
Pembagian
masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal
tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal
3. Kelompok
referensi kecil
Kelompok
‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus
bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal
kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll
4. Keluarga
Lingkungan
inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
a. Siapa
yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
b. Siapa
yang membuat keputusan untuk membeli.
c. Siapa
yang melakukan pembelian.
d. Siapa
pemakai produknya.
5.
Pengalaman
Berbagai
informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku
selanjutnya
6.
Kepribadian
Kepribadian
dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan
untuk beringkah laku
7. Sikap dan
kepercayaan
Sikap adalah
suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk
dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan
adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi
perilakunya
8. Konsep diri
Konsep diri
merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang
sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Proses
pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga
perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik
dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan
konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian akan dilakukan
dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu
merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari
perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah
konsumsi akan dievaluasi kembali.
sumber :
No comments:
Post a Comment