Pages

Saturday, 12 October 2013

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen.



BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara masalah pengambilan keputusan oleh konsumen tidak terlepas dari kegiatan beli membeli. Seperti yang kita ketahui bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer atau distributor. Seiring dengan perkembangan zaman yang terjadi semakin maju teknologi yang ada membuat manusia dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan perkembangan yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas dan untuk memenuhinya itu diperlukan alat pemenuh kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Manusia zaman sekarang dididik untuk dapat lebih peka dan tidak berperilaku konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu, kita dituntut untuk dapat lebih cermat dalam membeli sesuatu untuk meminimalkan pembelian yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembahasan kali ini penulis akan membahas mengenai proses pengambilan keputusan oleh konsumen.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Perilaku Konsumen
      Perilaku Konsumen dapat diartikan sebagai tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa yang mereka beli. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. Terdapat 2 (dua) wujud dari perilaku konsumen, yaitu :

  • Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri. 
  • Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

BIsnis yang Membawa Keuntungan



Sekitar setahun yang lalu, saya pulang kampung. Begitu mengejutkan bahwa banyak perubahan yang terjadi di kampung saya. Mulai dari fasilitasnya maupun berbagai perkembangan lainnya yang terjadi. Yang membuat saya terkejut bukan hanya itu saja. Tetapi saya lebih melihat adanya suatu sumber mata pencaharian yang unik namun dapat menghasilkan pundi-pundi uang yang bisa menambah cadangan devisa warga sana. Tepatnya kampung saya ini berada di Kalimantan Barat. Pulau yang masih belum banyak terjamah oleh gedung-gedung tinggi. Salah satu daerah disana yang terkenal adalah Pontianak. Di Pondianak ini sudah bisa terbilang modern. Tiap kali kita lewatin daerah ini, maka sekitar jalan tersebut disajikan pemandangan pantai dimana masih bersih dan pasirnya pun masih putih. Berbagai hidangan laut pun disini disajikan dengan harga yang lebih murah bila kita bandingkan di Jakarta.

Tuesday, 1 October 2013

Kasus Sapi Pemakan Sampah




Menjelang Idul Adha banyak para pedagang yang menjajakan sapi mereka untuk dijual. Sudah bertahun-tahun tradisi ini berjalan. Para konsumen pastinya akan mencari sapi yang gemuk untuk mereka kurbankan. Bila kita tela’ah banyak sekali cara-cara curang para pedagang untuk menggemukan sapi mereka. Mulai dari si sapi harus meminum banyak air, menyuntikan hormon, bahkan baru – baru ini saya mendengar bahwa sapi tersebut diberi makan sampah. Hal ini yang terjadi di Solo dan Semarang, banyak sapi – sapi yang di gembalakan untuk memakan sampah.
Memakan sampah bukanlah hal yang memberatkan, tetapi bila sampah yang dikonsumsi tersebut ternyata mengandung atau tercemar logam berat ini sungguh sangat mengkhawatirkan. Dapat menimbulkan berbagai penyakit. Hasil penelitian Universitas Diponogoro Semarang menunjukan bahwa sapi yang makan sampah di TPA tercemar logam berat melampaui ambang batas yang ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahkan dunia. Jenis logam berat yang terkandung dalam daging sapi yang digembalakan di TPA tersebut adalah mercury (Hg), cadmium (Cd), dan colbalt (Co). Bila jenis logam ini dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan berbagai kanker dalam jangka panjang, dan penyakit yang disebabkan oleh keracunan logam berat antara lain anemia, gangguan pada berbagai organ tubuh dab penurunan kecerdasan. Anak-anak merupakan golongan yang beresiko tinggi keracunan logam berat.
Dalam upaya ini, pemerintah daerah setempat telah menghimbau untuk para pedagang atau khususnya para perternak untuk tidak menggembalakan sapinya di TPA. Hanya saja himbauan ini sering dibantah dengan alasan tidak ada lagi lading rumput untuk sapi mereka makan dan sampah inilah cara terbaik untuk menggemukan sapi mereka.
Mungkin disinilah peran pemerintah daerah memikirkan tempat untuk merelokasi para sapi agar tidak diberi pakan sampah. Dan bila kita lihat kawasan hijau di kota seperti ini udah sangat sempit karena banyak bangunan dan perumahan yang dibuat.

Segmentasi dan Analisis Demografi


BAB I PENDAHULUAN
Sejalan dengan berkembangnya jaman yang terus menerus mengakibatkan terus berkembangnya teknologi. Perubahan teknologi ini dibarengi oleh berkembangan suatu sistem yang semakin maju. Salah satu sistem yang saat ini digunakan oleh berbagai organisasi maupun perusahaan adalah segmentasi. Segmentasi yang sering kita kenal adalah proses membagi dan memilih dari bagian yang bersifat heterogen menjadi bagian yang lebih homogen. Cara inilah yang digunakan oleh organisasi maupunperusahaan untuk mengelompokan kegiatannya menjadi lebih sederhana atau bahkan lebih efisien dan tertata rapih.
Segmentasi dilakukan atas dasar asumsi adanya kebutuhan yang serupa pada sekelompok orang atas dasar ciri letak / tempat (geografis), ciri demografis (usia, penghasilan, jenis kelamin) atau ciri sifat/ perilaku (psikografis / behavioral). Pada perkembangan seianjutnya, kesamaan kebutuhan ini juga dijadikan unsur segmentasi (benefit segmentation), misalnya pengelompokan konsumen berdasarkan kesamaan kebutuhan akan aroma, kenyamanan, kualitas, dsb.
Dengan semakin berkembangnya suatu pengetahuan dan teknologi maka segmentasi ini pun dikelompokan menjadi lebih terstruktur. Salah satu kelompok segmentasi yang menitikberatkan pada usia, penghasilan dan jenis kelamin adalah segmentasi demografi. Segmentasi demografi adalah pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.