BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam kenyataannya kelas sosial dan status merupakan
hal yang penting dalam era moderenisasi saat ini. Dengan sendirinya kelas
sosial ini terbentuk secara tidak sengaja. Sedangkan status sangatlah penting
bagi kehidupan manusia untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dengan
adanya status yang tinggi membuat seseorang lebih percaya diri dan lebih mudah
dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Selain itu kelas sosial ini
terbentuk sebagai bukti bahwa adanya rutinitas perkumpulan dari individu.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Jenjang Sosial
1.
Jenjang
sosial merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di
kota maupun di desa. Hal ini di karenakan setiap manusia memiliki keinginan untuk
dihargai maupun di hormati lebih dari manusia manapun, sehingga akan terbentuk
jenjang sosial yang akan mengakibatkan adanya pembedaan sosial di dalam
masyarakat.
2.
Jenjang
sosial selalu menjadi masalah sebuah negara, baik negara maju maupun bagi negara
yang sedang berkembang. Masalah jenjang sosial sampai saat ini belum
mendapatkan jalan keluar, mengingat masih banyak pengangguran dan juga
penghasilan masyarakat yang belum mampu menutupi kebutuhannya sehari-hari.
Karena itu, pemerintah mengharapkan adanya kerjasama dengan berbagai kegiatan
sosial, agar jenjang sosial ini dapat diminimalisir.
2.2 Definisi Jenjang Sosial
Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan
yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki
status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun
dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi.
Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas
sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota
kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen
mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk
tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap
kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap,
kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
2.3 Faktor Penentu Kelas Sosial
Kelas sosial
atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi)
antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya
kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat
memiliki jenis-jenis kategori kedalam golongan sosial yang sama.
Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional
pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki
pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari
stratifikasi sosial. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya
mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Beberapa
indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
1.
Kekayaan
Untuk
memahami peran uang dalam menentukan strata sosial/kelas sosial, kita harus
menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya
bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup
tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam
hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai
contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk
dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah
uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial
atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi
mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial
atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas
sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan,
dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki
suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi
yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan
waktu yang tidak singkat.
Uang juga
memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan
profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari
pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise
daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis
penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan
kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang
memang merupakan determinan kelas sosial yang penting; hal tersebut sebagian
disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang
keluarga dan cara hidup seseorang.
2.
Pekerjaan
Dengan
semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan
tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu
lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada
masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang
rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa
suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis
pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian
para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada
umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat
banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada
umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari
sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah
kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena
bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau
polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat
hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya
rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari
semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial
yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa
menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja,
dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga
selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi
keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari
cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan
cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana
orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk
mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan
indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.
3.
Pendidikan
Kelas sosial
dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama,
pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi
rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya
sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental,
selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan
cara hidup seseorang.
Dalam
beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo
(1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para
pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian,
perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka
sebanding.
2.3 Pengukuran Kelas Sosial
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas, meliputi ukuran subyektif, ukuran reputasi, ukuran obyektif dari
kelas sosial.
1.
Ukuran
Subyektif
Untuk
mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini, para individu diminta untuk
menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan
kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap
dirinya atau citra diri partisipan. Kelas sosial dianggap sebagai fenomena
“pribadi” yaitu fenomena yang menggambarkan rasa memiliki seseorang atau
identifikasi dengan orang lain. Rasa keanggotaan kelompok sosial ini sering
disebut kesadaran sosial.
2.
Ukuran
Reputasi
Pendekatan
reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai masyarakat
yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial
orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran
Obyektif
Ukuran
obyektif terdiri dari berbagai variabel demografis atau sosioekonomis yang
dipilih mengenai individu yang sedang dipelajari. Ukuran obyektif kelas sosial
terbagi menjadi dua kategori pokok yaitu indeks variabel tunggal dan indeks
variabel gabungan.
Indeks
Variabel Tunggal
Indeks
variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai
keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk tujuan sebagai
berikut:
a.
Pekerjaan,
merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran
kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status
yang berhubungan dengan pekerjaan.
b.
Pendidikan,
tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan
kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan
juga kedudukan yang dikagumi atau dihormati.
c.
Penghasilan,
yaitu perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang
sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.
d.
Variabel
Lain, yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial adalah barang yang
dimiliki. Skema yang paling terkenal dan merupakan alat penilai yang paling
rumit untuk mengevaluasi barang yang dimiliki adalah skala status sosial
chapin.
Indeks
Variabel Gabungan
Indeks
gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk
membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat
menarik untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik, kompleknya
kelas sosial dibandingkan indeks variabel tunggal.
Dua indeks
gabungan yang paling penting adalah:
a.
Indeks
karakteristik status, ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s
Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari
berbagai variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan),
model rumah dan daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan).
b.
Skor status
sosial ekonomi, sosioekonomic Status Score (SES) menggabungkan tiga variabel
pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan
oleh United States Bureau of The Census.
2.4 Apakah
Kelas Sosial Berubah?
Kelas sosial
akan pasti berubah, sama halnya seperti roda kehidupan yang selalu berputar.
Kadang seseorang berada dalam status sosial yang tinggi atau berada saat mapan
atau di hormati, tetapi terkadang lambat laun akan berada di posisi bawah,
yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum –
sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi
perilaku dan selera konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa
mengkonsumsi nasi dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi
apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan
merubah beras yang di konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang
lebih tinggi. Dan ini juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu
barang maupun jasa.
2.5 Pemasaran
Pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Social
Pemasaran
pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda – beda sesuai dengan kelas
sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila ingin memasarkan suatu produk
yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya menggunakan iklan yang premium
atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat diketahui bahwa orang – orang
yang berada di kelas sosial atau memiliki status sosial yang tertinggi, mereka
lebih memilih produk yang higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat
bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada
kelas sosial terendah. Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya
malah lebih menggunakan promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang
rendah lebih banyak mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga
yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari
posisi kelas sosial yang ada.
Pembagian
segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi.
Sebagai misal, pembagian yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar
menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah),
dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Sebagai
misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung ditujukan untuk
golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW atau produk
tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas atas.
Setelah
segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam
analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program
pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang
hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu mewah seperti
dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka selalu memilih mal kelas atas
seperti Plaza Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya; dan bukan di
mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan
promosi peasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang
ditujunya.
Selain
targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah
ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau
persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu
mencitrakan dan memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada
sisi lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat
kebanyakan yang murah dan tersedia dimana-mana.
Positioning
yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih
simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka
untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial.
Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang
secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang
lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada
suatu lapisan yang kurang lebih sama pula. Sedangkan status itu merupakan hal
yang penting dalam kelas sosial yang dapat menunjukan bahwa tingkat seseorang
dalam kelas sosial tersebut.
Sumber :
No comments:
Post a Comment